satuindonesia.co.id, Balikpapan – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menkopolhukam), Mahfud MD menghadiri Silaturahmi Nasional (Silatnas) Hidayatullah tahun 2023, di Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan, Jumat (24/11/2023).
Mahfud tiba di Ponpes Hidayatullah sekitar pukul 12.00 Wita dan langsung menuju ruangan VVIP untuk selanjutnya melaksanalan shalat Jumat berjamaah di Masjid Ar – Riyadh. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan ceramah kebangsaan.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Hidayatullah, Hamim Thohari mengatakan, Menkopolhukam RI, Mahfud MD akan memberikan tausyiah dan arahannya berkaitan dengan bela negara di Silatnas Hidayatullah 2023 ini.
“Nanti kiranya Bapak Menkopolhukam, Mahfud MD akan menyampaikan pandangan dan tausiyahnya dihadapan para peserta Silatnas Hidayatullah yang berjumlah 2.000 peserta dari seluruh Indonesia ini,” ujarnya.
Lebih lanjut Hamim Thohari menjelaskan, jika pada momen Silatnas Hidayatullah 2023 ini pihaknya mengundang 3 tokoh yang akan menjadi calon Presiden RI. Dan hal ini disebutnya sebagai politik silaturahmi.
“Kami mengundang ketiganya. Kemarin Pak Prabowo, tapi tidak datang. Hari ini ada Pak Mahfud dan besok dijadwalkan Pak Anis. Inilah politik yang di lakukan Hidayatullah. Yakni, politik silaturahmi dengan mengundang semua calon dan memberikan porsi yang sama rata dan adil. Dan ini bukan untuk kampanye,” jelasnya.
Sementara itu dalam ceramah kebangsaan atau tausiyahnya, Mahfud MD mengaku jika seluruh warga Hidayatullah sudah dewasa berpolitik. Sehingga dirinya tidak perlu lagi mengarahkan apalagi mengajari untuk menentukan siapa yang harus dipilih nantinya.
“Ya, saya kita warga Hidayatullah ini sudah pintar, sudah dewasa, dan nggak perlu lagi di ajarin berpolitik lah. Saya yakin warga Hidayatullah sudah dapat menentukan siapa yang dipilih. Jadi nggak perlu juga saya kampanye disini. Karena bukan tujuan saya untuk kampanye di Hidayatullah ini,” ujar Mahfud.
Mahfud menegaskan, apa pun pilihannya nanti umat islam di Indonesia tidak saling terpecah belah dan tidak saling menyalahkan. Terpenting adalah untuk tetap menjaga kondusifitas pelaksanaan pemilu dan pilkada mendatang.
“Beda pilihan dan pendapat itu sudah biasa. Kita jangan mudah terprofokasi dan terpecah belah. Semuanya harus bisa menjaga keamanan dan kondusifitas termasuk mensukseskan pemilu dan pilkada,” tutupnya.
Redaksi
(MH/HL)