satuindonesia.co.id, Balikpapan – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan menyatakan hingga triwulan 2024 pendapatan asli daerah lewat distribusi Pantai Segara Sari Manggar, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) telah mencapai sebesar Rp60 Miliar.
Realisasi pendapatan retribusi ini sudah tercapai sekitar 80-90 persen dari yang ditargetkan.
Kepala Disporapar Balikpapan, Cokorda Ratih Kusuma mengatakan, sampai saat ini pendapatan retribusi dari Pantai Manggar sudah sebesar Rp 6 miliar sekitar 80-90 persen dari realisasi ditergetkan.
“Harapan kita, di Desember targernya bisa tercapai karena biasanya diakhir tahun pengunjungnya melonjak,” ujarnya, Senin (21/10/2024).
Cokorda Ratih Kusuma mengatakan, pihanya juga optimis jumlah pendapatan tahun 2024 ini bisa kembali melebihi target. Menyusul dengan telah dilenglapinya fasilitas di kawasan wisata tersebut, mulai dari pembangunan toilet, menara tower, dan penataan kawasan area pedagang.
“Khusus untuk penanganan abrasi pantai juga sudah rampung dikerjakan. Meski demikian, pihaknya juga tetap berupaya jika ada timbul abrasi dapat segera diantisipasi,” jelasnya.
Dikatakannya, dalam menghadapi liburan Natal dan Lebaran 2025 nanti, Pemkot Balikpapan juga telah menyiapkan akses satu jalur dengan pintu masuk dan keluar yang berbeda.
“Ini kami lakukan agar tidak terjadi kemacetan dan arus lalu lintas bisa teratur,” ucapnya.
Disporapar juga telah menambah pengeras suara yang lebih efektif sebagai media. Dimana saat ini, total ada 15 titik di sepanjang Pantai yang digunakan untuk memberikan imbauan kepada para pengunjung untuk selalu menjaga anak merela, menjaga kebersihan, dan menjaga barang-barangnya agar tidak tertinggal.
“Cara ini terbukti efektif, untuk memberikan imbauan kepada para pengunjung,” tegasnya.
Pengelola Pantai Manggar juga selalu melakukan pengontrolan, katanya, terhadap para pedagang dikawasan area wsiata dengan memasang sejumlah spanduk agar menjual barang tetap dengan harga standar. Sejauh ini, tidak ada lagi keluhan tentang harga makanan yang kemahalan.
“Petugas kami harus keliling ngecek, jangan sampai ada kecolongan,” ungkapnya.
Selain soal pendapatan, katanya, pihaknya juga focus pada branding Pantai Manggar sebagai upaya meningkatkan kunjungan. Hal ini menyesuaikan segmentasi dan kebutuhan pengunjung Pantai Manggar, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, atau orangtua. Kemudian ada kebutuhan kumpul untuk keluarga, outbound, instansi, dan sebagainya.
“Ada yang bersih-bersih pantai, pengajian, dan lainnya. Semua menjadi evaluasi kami,” tutupnya.
Disporapar mengatur berbagai agenda agar tetap bisa berjalan di Pantai Manggar, hal ini dilakiukan agar agenda yang ada tidak saling mengganggu antara pengunjung yang satu dengan pengunjung lainnya.
(MH/HL)