Jakarta, Satu Indonesia – Situasi berbeda tampak berbeda di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Jakarta Pusat pada Senin (20/1/2025).
Di depan Gedung Kemendiktisaintek tersebut terdapat sejumlah karangan bunga berjejer.
Kalimat satir yang ditujukan kepada Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi perhatian luas.
“Kami Tidak Diam Saat Hak Diinjak’, ‘Luka Satu Adalah Luka Kita Semua, Ketidakadilan Pada Satu, Adalah Ancaman Bagi Kita Semua’, ‘Semoga Bahagia di Atas Derita Pegawai Sendiri,” demikian tulis karangan bunga tersebut, dilansir dari Kumparan, Selasa (21/1/2025).
Sementara itu, di bawah karangan bunga itu tertulis tagar #Lawan! #MenteriDzalim #PaguyubanPegawaiDikti.
Menteri Satryo Didemo
Para pegawai tersebut kompak menggunakan pakaian serba hitam saat menggelar menggelar aksi demo damai sekira pukul 08.00 WIB.
Aksi ini dipicu keputusan pimpinan Kemendiktisaintek yang memindahkan secara sepihak Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek, Neni Herlina, ke Kemendikdasmen pada Jum’at (17/1/2025).
Tak hanya itu, Menteri Satryo disebut-sebut bersikap kasar hingga mencuat isu keluarga.
Neni tampak hadir dalam aksi demo ini. Ia mengatakan kepada wartawan di Kemendiktisaintek, Jakarta Pusat mengungkapkan bahwa dirinya ketakutan setelah kejadian yang menimpa dirinya.
“Tiba-tiba hari Jumat itu, karena mungkin masih melihat saya ada berkeliaran, Bapak Menteri langsung mendatangi saya ke lantai 8. Kejadiannya begitulah, tidak etis lah,” kata Neni.
Ia mengaku ketakutan ketika datang ke kantor. Ia mengaku harga dirinya sudah rusak imbas kejadian ini.
Mobil Menteri Satryo Sempat Dicegat
Satryo ketika didemo sempat audiensi dengan Neni. Audiensi dilakukan tertutup di Kemendiktisaintek.
Namun tidak lama setelah audiensi, Menteri Satryo pergi meninggalkan Gedung Kemendiktisaintek. Ia disebut hendak menuju ITB. Belum diketahui tujuan Satryo ke ITB. Namun ITB pada siang ini, akan melantik rektor baru periode 2025-2030 yakni Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T.
Terlihat mobil Satryo RI 25-2 sempat dicegat oleh pegawai. Pegawai bahkan menerikakkan kata ‘turun, turun, turun,’ kepada Satryo.
Duduk Persoalan Menteri Satryo Didemo ASN Kemendiktisaintek

Aksi unjuk rasa bermula dari mutasi yang dilakukan Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro kepada sejumlah pegawai tanpa alasan jelas.
Salah satunya, Prahum Ahli Muda & Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek Neni Herlina yang tiba-tiba dipindahkan ke Kemendikdasmen.
“Ya saya disuruh ke Kemendikdasmen pokoknya gitu, ‘Keluar ke Kemendikdasmen gitu, bawa barang-barang kamu’ kayak gitu,” kata Neni kepada wartawan, di Kantor Kemendikbudristek, Senin (20/1).
Neni melanjutkan, pemecatan tanpa sebab tersebut bermula dari penataan letak meja yang tidak sesuai dengan permintaan Satryo. Dilanjutkan, dengan insiden pemasangan WiFi di rumah dinasnya yang terlampau malam.
“Ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu salah ada di ruang beliau sebenarnya kan minta ganti aja. (Kemudian) ada kejadian lagi, jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera, kita minta mereka untuk menyegerakan,” ceritanya.
“Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah gitu. Marah langsung dia (Satryo) nelepon ketua tim saya, kebetulan Mas Angga waktu itu lagi sakit. Jadi gak angkat telpon, itu sudah malam-malam,” sambungnya.
“Sayangnya gak diangkat, langsung, gak diangkat kan namanya orang sakit minum obat, mungkin ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di WA, saya pecat kamu, kayak gitu,” ujar Neni.
Neni melanjutkan, akhirnya pimpinan Dirjen Kemendiktisaintek sebelumnya menyembunyikannya. Namun, puncaknya adalah Jumat (17/1/2025) lalu ketika Satryo tiba-tiba datang ke ruangannya dan memarahinya di depan pegawai lain.
Menteri Dikti Satryo Jawab Isu Penamparan: Sama Sekali Tidak Benar
Satryo Soemantri Brodjonegoro, menampik adanya dugaan penamparan.
“(Informasinya ada arogansi atau penamparan) Ini tidak ada penamparan sama sekali, sama sekali tidak benar,” katanya kepada awak media.
Sebelumnya, beredar konten di platform X. Dalam unggahan tersebut, tampak gambar Mendikti Saitek Satryo bersama istrinya.
Pada unggahan tersebut terdapat latar suara, yang merekam momen dugaan aksi kekerasan terhadap pekerja di rumah dinas Mendikti Saintek karena perkara air mati.
“Sengaja buat rumah ini enggak ada air? Tadi air hidup, kok tiba-tiba mati. Ulah si Ricky? kamu diam saja. Sengaja kamu? Sengaja dong?” bunyi suara dalam unggahan itu.
Di kesempatan tersebut, Satryo juga memberikan tanggapan terkait adanya unjuk rasa ASN Dikti di Kantor Kemendikti.
Menurutnya, itu terkait adanya pihak yang tidak berkenan dengan adanya muatasi besar di Kemendiktisaintek. Mutasi itu dilakukan karena ada pemisahan kementerian.
Demo ASN Dikti Berakhir Islah, Pegawai Gandengan Tangan dengan Menteri Satryo

Polemik di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berakhir islah pada Senin (20/1) malam. Perwakilan ASN yang demo sepakat menyelesaikan masalah itu secara damai.
“Perbedaan sudah diselesaikan dengan cerdas malam ini, Islah adalah jalan terbaik demi kemajuan Kemdiktisaintek,” kata Sekjen Kemendiktisaintek, Togar Simatupang, kepada kumparan, Senin (20/1/2025).
Dalam foto yang diberikan tampak Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro duduk diapit Ketua Paguyuban Pegawai Dikti Suwitno dan Prahum Ahli Muda dan Pj. Rumah Tangga ke Kemendikdasmen Neni Herlina. Mereka berdua tampak berpegangan tangan dan tersenyum.
Kemendiktisaintek Akan Evaluasi Mutasi ASN yang Jadi Polemik, Cari Jalan Tengah
Demo ASN di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) salah satunya mengangkat isu mutasi. Salah satu yang terkena mutasi adalah Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga Kemendiktisaintek, Neni Herlina, ke Kemendikdasmen.
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro juga sempat mengungkap bahwa para ASN yang demo dipicu dengan mutasi yang ia lakukan. Namun, kedua pihak saat ini sudah sepakat islah usai pertemuan pada Senin (20/1) malam.
Sekjen Kemendiktisaintek, Togar Simatupang, mengatakan sebenarnya belum ada mutasi yang dilakukan oleh Menteri Satrio. Termasuk pada Neni Herlina. Meski begitu, rencana mutasi itu akan dievaluasi lagi.

“Iya itu yang menjadi miskomunikasi gitu loh. Karena kan ada dua ya mutasi dan miskomunikasi kan. Iya jadi komunikasinya begini. Kalau proses pembinaan itu tidak memungkinkan. Kan kita ada prinsip orang yang tepat pada orang tepat pada tempat yang tepat kan gitu kan. Right man right place. Itu kan prinsip organisasi. Nah kalau nggak tepat lagi kan kita kembalikan ke tempat induk. Dan ini belum saya proses,” kata Togar.
Togar kembali menegaskan bahwa mutasi hingga saat ini belum diproses. Namun, karena terjadi miskomunikasi sehingga membuat pihak yang merasa dimutasi melakukan demo pagi tadi.
“Oh iya semuanya melalui prosedur. Cuman kan miskomnya terjadi di situ gitu. Karena masih ada suasana emosional pada saat pagi tadi. Dan suatu kekecewaan. Ada juga suatu kekhawatiran. Keluarnya kata-katanya itu,” terangnya.
Redaksi