Samarinda, Satu Indonesia – Warga kota Samarinda belakangan ramai memperbincangkan mengenai kendaraan yang mengalami mogok massal.
Dari banyak kasus yang mencuat di sosial media, semuanya mempunyai kesamaan yaitu kendaraan-kendaraan tersebut mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Akibatnya, pemilik kendaraan terpaksa membongkar dan menguras tangki BBM mereka.
Banyak montir di bengkel-bengkel di Samarinda membenarkan mengenai kejadian mogok massal tersebut, banyak pengendara yang harus mendatangi bengkel karena terjadi gangguan pada kendaraan roda dua mereka.
Polresta dan Wali Kota Samarinda Turun Tangan
Dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025), Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar menyatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan Satreskrim untuk melakukan pemeriksaan di sejumlah SPBU guna menanggapi keluhan masyarakat tersebut. Namun, hingga saat ini belum ditemukan bukti kuat bahwa BBM menjadi penyebab utama kerusakan kendaraan.
“Kami masih melakukan pemeriksaan ke SPBU yang ada di wilayah Samarinda. Sementara ini, belum ada temuan yang signifikan,” ujar Kombes Pol Hendri Umar, dikutip Sabtu (29/3/2025).
Selain pihak kepolisian, Wali Kota Samarinda Andi Harun pada Kamis (27/3/2025) pun turut menginstruksikan dinas terkait untuk mengam
bil sampel BBM di beberapa SPBU guna memastikan kebenaran dugaan tersebut.
“Kami akan ambil sampel untuk memastikan benar atau tidak. Nanti saya arahkan Asisten II untuk menangani ini,” ujar Andi Harun.
Ambulans Puskesmas Turut Jadi Korban
Diketahui sebuah mobil ambulans milik Puskesmas Sambutan, Samarinda juga menjadi korban dari mogok massal tersebut.
Pada Jum’at (28/3/2025), Plt. Kepala Puskesmas Sambutan, drg. Nadia Tri Handayani Kuncoro mengatakan bahwa ambulans puskesmas turut mengalami kerusakan yang diduga akibat BBM jenis Pertamax.
Menurutnya, pada Senin (24/3/2025) lalu, mobil ambulans puskesmas mengisi BBM Pertamax sebanyak 20 liter di SPBU Jalan Pelita II, Kecamatan Sambutan, Samarinda.
Setelah pengisian, sopir mengembalikan ambulans ke puskesmas karena belum ada jadwal penggunaan. Namun, keesokan harinya, saat kendaraan digunakan untuk perjalanan ke Posyandu Lansia dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, ambulans mengalami kendala serius. Mobil tersebut tidak mampu menaiki tanjakan sebagaimana biasanya.
“Di tengah perjalanan, menurut sopir kami, mobil kehilangan tenaga. Saat melewati tanjakan, mesin tidak mampu memberikan daya dorong,” jelas Nadia, dikutip Sabtu (29/3/2025).
Karena kondisi yang membahayakan tersebut, sang sopir memutuskan untuk tidak menggunakan kendaraan itu dan memilih memakai kendaraan pribadi untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah itu, untuk memastikan kondisi ambulans, sopir membawanya ke bengkel terdekat.
“Saat dicek montir, ditemukan adanya kerusakan pada In-Tank Fuel Pump. Ternyata ada endapan yang menghambat aliran bahan bakar,” lanjut Nadia.
Laporan terbaru dari perawat Puskesmas Sambutan yang menerima hasil pemeriksaan montir pada Jumat (28/32025) mengungkapkan bahwa saat dilakukan perbaikan, ditemukan endapan padat di BBM Pertamax yang menyumbat filter pompa bahan bakar.
“Endapan ini menghambat aliran BBM bersih, yang juga berfungsi sebagai pendingin. Jika aliran terganggu, pompa bahan bakar bisa mengalami panas berlebih dan menyebabkan kerusakan, bahkan pada kendaraan baru sekalipun,” ujarnya.
Berdasarkan pengalaman bengkel, diketahui endapan tersebut bukanlah akumulasi kerak atau kotoran dari sisa BBM sebelumnya. Montir menduga bahwa endapan berasal dari campuran bahan pewarna BBM yang baru diisi. Sang montir bengkel sampai merasa heran kenapa BBM bisa sekotor ini. Endapan ini ditemukan tidak hanya di Pertamax, melainkan juga pada Pertalite.