satuindonesia.co.id, Balikpapan – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Balikpapan pada bulan Maret 2024 mengalami inflasi sebesar 0,47 persen (mtm), angka ini masih cukup tinggi menurut catatan Bank Indonesia.
Kendati begitu, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya secara bulanan. Maka, secara tahunan Inflasi di Kota Balikpapan masih terjaga dengan rentang target antara 2,5 persen + persen yaitu berada di level 2,29 persen (yoy).
Dimana angka tahunan ini lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 3,05 persen (yoy) dan inflasi gabungan 4 Kota IHK di Provinsi Kalimantan Timur 3,03 persen (yoy).
Kepala Perwakilan BI Balikpapan Robi Ariadi, mengatakan, komoditas penyumbang inflasi Kota Balikpapan ternyata masih didominasi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Di antaranya beras, ikan layang, cabai rawit, telur ayam ras.
“Kenaikan harga beras disebabkan oleh gabungan faktor pasokan dan permintaan, yang mana kenaikan permintaan terjadi seiring meningkatnya konsumsi periode Ramadan lalu, sementara sisi pasokan didorong oleh bergesernya masa panen serta musibah banjir yang melanda beberapa daerah pemasok di luar Kota Balikpapan,” kata Robi Ariadi, Sabtu (4/5/2024).
Disisi lain, lanjutnya, kenaikan harga ikan laying yang ada dipasaran disebabkan hasil ikan tangkap yang menurun karena kendala cuaca. Dan kenaikan harga cabai rawit diakibatkan penurunan jumlah produksi karena masih belum masuknya musim panen.
Untuk inflasi telur ayam ras selain akibat tingginya permintaan, juga karena ketersediaan stok pakan ternak yakni jagung pipil yang terbatas dan harganya yang masih tinggi.
Selain komoditas pangan, katanya, terdapat komoditas non-pangan yang juga turut andil cukup tinggi penyumbang inflasi juga yaitu emas perhiasan. Dimana, kenaikan emas perhiasan didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri dan juga kenaikan harga global didorong oleh ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve untuk melakukan pemangkasan suku bunga.
“Namun disisi lain, kita patut bersyukur, laju inflasi di Kota Balikpapan tersebut tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami deflasi antara lain angkutan udara, tomat, sawi hijau, bawang merah, dan kangkung,” paparnya.
Sedangkan untuk deflasi angkutan udara disebabkan banyaknya program diskon tiket oleh beberapa maskapai dalam rangka menyambut periode lebaran 2024.
Dan seiring dengan hadirnya Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2022 oleh BPS, terdapat penambahan kota sample inflasi baru di wilayah kerja Bank Indonesia Balikpapan yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang mulai rilis per Januari 2024.
teks
Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi