satuindonesia.co.id, Badung – Penyebab peristiwa jatuhnya helikopter PK-WSP type Bell 505 milik PT. Whitesky Aviation di sekitar Pantai Suluban Pecatu, Kuta Selatan, pada Jum’at (19/7/2024) tengah dilakukan penyelidikan.
Pasalnya, peristiwa ini terjadi lantaran baling-baling helikopter itu terlilit tali layangan. Namun, pelaku pemilik layangan tersebut masih belum teridentifikasi.
Kepala Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengatakan bahwa upaya penyelamatan korban menjadi prioritas utama mereka saat ini.
“Kalau pemilik layang-layang belum diketahui ini, kami tidak monitor terkait dengan itu. Kami langsung mengevakuasi korban atau kru yang ada di heli tersebut,” jelasnya, dilansir RRI, Minggu (21/7/2024).
Mulanya, helikopter PK-WSP melakukan take off dari Helipad GWK untuk tur wisata pada pukul 14.33 WITA. Hanya dalam waktu empat menit, sekira pukul 14.37 WITA, helikopter dilaporkan jatuh.
Akibatnya lima orang mengalami luka-luka dalam insiden ini, diantaranya yaitu:
– Dedi Kurnia (L/Indonesia/pilot)
– Russel James Harris (L/Australia/penumpang)
– Eloira Decti Paskilah (P/Indonesia/penumpang)
– Chriestope Pierre Marrot Castellat (L/Australia/penumpang)
– Oki (L/Indonesia/crew)
Dua korban asal Australia dan seorang kru mengalami patah tulang pada pinggang dan tangan, dan mereka langsung dievakuasi ke RS Siloam.
Sementara itu, Tim gabungan dari KNKT, Basarnas, dan Lanud I Gusti Ngurah Rai turut terjun ke lokasi untuk menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Tentunya, investigasi ini diharapkan dapat mengungkap misteri di balik kejadian yang menghebohkan ini.
Peristiwa ini dapat mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan penerbangan dan tanggung jawab masyarakat dalam menggunakan layangan di sekitar area penerbangan.
“Semoga penyelidikan segera menemukan titik terang dan para korban segera pulih,” tukasnya.
Redaksi