Samarinda, Satu Indonesia – Padatnya arus lalu lintas di Kota Tepian, Samarinda, masih menyisakan berbagai persoalan mendasar. Salah satu yang paling mencolok adalah belum optimalnya moda transportasi serta perilaku berkendara yang cenderung terburu-buru dan kurang sabar.
Hal ini disampaikan Kanit Kamsel Polresta Samarinda, Ratna Hadayani, dalam kegiatan “Moda Transportasi Ideal untuk Samarinda” yang dilaksanakan pada Kamis (2/10/2025) lalu.
Ratna menjelaskan, bahwa sebagian besar kecelakaan lalu lintas berawal dari kemacetan yang memicu ketidaksabaran pengendara.
“Awalnya dari macet, kemudian ada yang tidak sabar, ingin mendahului, akhirnya melanggar aturan dan terjadi kecelakaan,” ujarnya.
Menurutnya, perilaku pengendara yang tidak sabar seringkali menyebabkan pelanggaran seperti menerobos lampu merah, melawan arus, atau memotong jalur secara sembarangan. Yang mana tindakan-tindakan tersebut bisa saja berakibat fatal dan menimbulkan korban jiwa.
“Kadang hanya karena ingin cepat, malah jadi penyebab kecelakaan di jalan,” katanya.
Ratna juga menampilkan sejumlah foto dan data kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Samarinda sebagai bahan refleksi.
Ia menilai, angka kecelakaan di kota ini masih bisa ditekan jika masyarakat mau lebih disiplin dalam mematuhi peraturan berlalu lintas dan menjaga emosi ketika menghadapi kemacetan.
Dalam kesempatan tersebut, Ratna mengingatkan bahwa pengendara seharusnya memahami hak dan kewajiban saat berada di jalan. Kesopanan dan kesabaran menjadi bagian dari etika berlalu lintas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
“Etika itu bukan sekadar formalitas. Itu bentuk tanggung jawab sosial. Ketika kita sabar di jalan, artinya kita melindungi diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut Ratna juga menambahkan bahwa membangun budaya sabar dan tertib di jalan sama pentingnya dengan membangun infrastruktur transportasi.
Jika pengguna jalan di Samarinda menerapkan perilaku berkendara yang disiplin serta sabar, maka sistem transportasi yang lebih aman, lancar, dan manusiawi pun akan tercipta demi kenyamanan bersama.