Tampa, Satu Indonesia – Sebuah insiden tak biasa pernah mengguncang media dan komunitas tunarungu di Amerika Serikat pada tahun 2017 lalu. Bagaimana tidak, seorang Juru Bahasa Isyarat gadungan berhasil masuk ke sebuah konferensi pers kepolisian di Tampa, Florida.
Yang lebih mengejutkan lagi ialah, “penerjemah” tersebut merupakan seseorang yang memiliki riwayat kriminal, termasuk kasus penipuan dan pemalsuan dokumen.
Seorang wanita bernama Derlyn Roberts tiba-tiba muncul dan berpura-pura menerjemahkan pernyataan polisi ke dalam Bahasa Isyarat Amerika (ASL). Namun, gerakannya tidak bermakna dan sepenuhnya acak.
Seorang instruktur ASL, Rachell Settambrino, merasa curiga dan menyebut gerakan Roberts seperti “sedang menyanyikan Jingle Bells.”
Publik pun marah karena keluarga korban bergantung pada terjemahan tersebut untuk memahami informasi penting. Bahkan sebelum acara dimulai, perilaku Roberts sudah mencurigakan. Ia bukanlah penerjemah bersertifikat, dan belakangan diketahui memiliki riwayat kriminal.
Kepolisian Tampa mengaku menyewa penerjemah dari layanan eksternal tanpa memverifikasi kredensialnya. Insiden ini memicu kritik luas terhadap kelalaian dalam penyediaan akses komunikasi yang seharusnya inklusif dan akurat bagi komunitas tunarungu.
Source: Instagram/wissenlab