Samarinda, Satu Indonesia – Situasi keamanan di Iran saat ini tengah mengalami eskalasi serius akibat konflik bersenjata yang terus berlanjut antara Iran dan Israel. Berbagai kerusakan infrastruktur pun terjadi di berbagai kota besar, termasuk Teheran, Natanz, dan Kermanshah.
Meski pemerintah Iran menyatakan situasi belum mencapai tingkat kritis, ketegangan yang terus meningkat menuntut kewaspadaan tinggi dari seluruh warga asing di wilayah tersebut.
Dalam konteks itu, upaya konkret dilakukan Pemerintah Indonesia dengan mengevakuasi 11 warga negara Indonesia (WNI) dari Iran.
Salah satu di antaranya adalah Sultan Fathoni, dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Kaltim.
Diketahui, Sultan tengah menempuh studi doktoral (S3) di Ferdowsi University, Mashhad, Iran, dengan beasiswa penuh sejak empat tahun lalu. Ia dievakuasi bersama istrinya, Nur Khalida, dan dua anak mereka yang selama ini tinggal bersama di Iran.
Dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025), Wakil Rektor UINSI Samarinda, Profesor Zamroni menyatakan bahwa Sultan Fathoni beserta keluarganya kini telah berada di kampung halamannya.
“Beliau termasuk dari 11 WNI yang dipulangkan. Sekarang sudah di Indonesia, sedang berada di Nganjuk, kampung halamannya,” katanya.
Menurut Zamroni, kondisi Sultan dan keluarganya dalam keadaan baik dan tidak mengalami kekurangan selama proses evakuasi. Ia pun mengapresiasi penanganan pemerintah yang dinilai cepat dan tanggap terhadap situasi darurat.
“Alhamdulillah, mereka semua selamat. Bahkan katanya pelayanan selama evakuasi luar biasa, termasuk makanan dan fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Sultan seharusnya menyelesaikan masa studinya pada semester ini, Juli 2025. Namun, akibat konflik yang terjadi antara Iran dan Israel, rencana itu tertunda. Ia sudah menjalani proses konsultasi disertasi dan hanya tinggal menyelesaikan dua ujian akhir.
“Sebenarnya tinggal sedikit lagi. Kalau tidak ada perang, mestinya Juli ini lulus,” kata Zamroni. Sebelum dievakuasi, komunikasi antara Sultan dan keluarganya di Indonesia sempat terputus. Selain serangan fisik, Iran juga mengalami gangguan siber yang membuat banyak situs dan jaringan internasional diblokir. “Akses internet dibatasi. Hanya situs nasional yang bisa diakses,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut Zamroni mengatakan, Sultan kemungkinan akan kembali ke Iran sendirian jika situasi kembali kondusif, demi menyelesaikan ujian akhir program doktoralnya.
“Sekarang istri dan anak-anaknya sudah aman di sini. Kalau harus kembali, mungkin dia sendirian,” kata Zamroni.
Diketahui Sultan Fathoni adalah seorang dosen fikih dan hukum Islam di UINSI Samarinda. Ia dikenal sebagai lulusan pesantren dan juga pengasuh pondok pesantren.
Sebelum menjadi dosen ASN, ia merupakan dosen tetap non-PNS yang aktif mengembangkan keilmuan hukum Islam di kampus.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri belum merinci identitas para WNI yang dievakuasi dari Iran. Namun, evakuasi ini merupakan salah satu upaya perlindungan WNI di luar negeri yang berada dalam zona konflik dimana berpotensi mengancam keselamatan warga sipil.