Samarinda, Satu Indonesia – Pemerintah Kota Samarinda terus melanjutkan langkah-langkah dalam mengurangi risiko banjir di Jalan Pangeran Suryanata. Diketahui di sepanjang jalan tersebut memang kerap terjadi genangan banjir yang acapkali mengganggu masyarakat Samarinda.
Tahun ini, jalan penghubung penting di Samarinda Ulu itu kembali mendapat kucuran dana senilai Rp 32,95 miliar untuk proyek peningkatan drainase.
Pembangunan akan dimulai dari titik-titik dimana sebelumnya ditangani oleh pihak Pemprov Kaltim, yakni simpang Jalan MT Haryono, Ir H Juanda, dan P. Antasari.
Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Samarinda Hendra Kusuma menyatakan pengerjaan tahun ini merupakan kelanjutan dari proyek drainase tahun lalu.
“Saluran kami bangun dari depan dulu, menyambung ke simpang air putih agar saat banjir di tengah Jalan Suryanata, air bisa langsung dialirkan. Tapi memang dari sisi teknis, dana yang tersedia belum memungkinkan tersambung ke segmen tahun lalu. Jadi dilanjutkan tahun mendatang,” jelas Hendra.
Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Khanif Priyo Utomo menjelaskan drainase dibangun sepanjang sekitar 800 meter. Dengan lebar 3 meter (bersih 2,4 meter) dan tinggi 2,25 meter (bersih 1,65 meter). Dengan desain konstruksi berupa beton bertulang, sama dengan tahun lalu.
Prioritas pengerjaan tahun ini difokuskan menyambung ke saluran provinsi. Hal tersebut diputuskan mempertimbangkan keterbatasan anggaran yang tersedia.
“Makanya kami mulai dari sisi depan, agar manfaatnya langsung terasa saat terjadi banjir,” ucap Khanif.
Namun tantangan di lapangan cukup besar. Jalan yang sempit, lalu lintas yang padat, serta keberadaan toko-toko yang berdekatan dengan badan jalan menjadi kendala teknis yang harus diatasi.
Selain itu, proyek ini juga berjalan bersamaan dengan pekerjaan pipa dan utilitas milik PDAM, Telkom, serta PLN.
“Koordinasi intens terus kami lakukan, terutama saat penggalian. Tapi tidak ada pembebasan lahan karena semua pekerjaan masih di area sempadan,” tegasnya.
Dikatakan target penyelesaian proyek ini adalah Desember mendatang. Meski begitu, keterbatasan anggaran diperkirakan akan menghambat pengerjaan sehingga belum bisa mencapai titik akhir pembangunan tahun sebelumnya.
“Target rampungnya hingga Desember mendatang. Kami upayakan semaksimal mungkin. Tentunya akan diusulkan kembali menyesuaikan ketersediaan anggaran,” pungkasnya.