Rabu, Juni 25, 2025
No menu items!

Ular Laut di Kalimantan Lebih Berbahaya! Ini Imbauan Kemenkes untuk Masyarakat Kaltim

Samarinda, Satu Indonesia – Ular laut adalah sebutan umum untuk semua jenis ular yang hidup dan tinggal di lautan. Sebagian besar ular laut berbahaya karena memiliki racun yang kuat sehingga bisa menyebabkan kematian.

Hal tersebut membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan himbauan pada masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya nelayan dan pekerja di wilayah pesisir.

Para nelayan dan pekerja di wilayah pesisir diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gigitan ular laut Kalimantan yang berpotensi mematikan dibandingkan jenis ular laut di wilayah lain Indonesia.

Pada Jum’at (18/4/2025), Ketua Kajian Gigitan Hewan Berbisa dan Tanaman Beracun Kemenkes dokter Tri Maharani secara daring menyampaikan bahwa identifikasi dini dan penanganan yang tepat sangat penting terkait gigitan ular laut di wilayah Kalimantan ini.

“Berkaca pada kasus kematian akibat gigitan ular laut di Samarinda beberapa waktu lalu, saya menekankan pentingnya identifikasi dini dan penanganan yang tepat,” ujarnya.

Dalam diskusi hybrid bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim terkait tatalaksana penanganan kasus sistemik gigitan ular dengan antivenom tersebut, Tri Maharani mengungkapkan penanganan kasus gigitan ular laut di Kaltim memiliki karakteristik yang berbeda dengan pengalaman terapi selama ini di Jawa.

“Venom lebih berbeda, maksudnya nggak cukup ya satu (antivenom),” ujarnya.

Hal ini mengindikasikan bahwa bisa ular laut di Kaltim lebih kompleks dan berpotensi menimbulkan dampak yang lebih parah bagi korban.

Maharani memberikan solusi terkait ketersediaan antivenom. Ia meminta Dinkes Kaltim untuk berkoordinasi dengan pihaknya di Kemenkes atau juga Bio Farma untuk memastikan pasokan antivenom yang memadai dan proses pengiriman yang lebih efisien.

Lebih lanjut ia mengimbau tenaga kesehatan di Kaltim untuk memperdalam pemahaman mengenai penanganan gigitan ular berbisa melalui buku panduan penanganan gigitan ular berbisa yang telah diterbitkan Kemenkes.

Selain penanganan pascagigitan ular berbisa, Kemenkes juga menekankan pentingnya upaya pencegahan. Ia menyoroti masih rendahnya kesadaran penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di kalangan pekerja berisiko seperti petani dan nelayan.

Beberapa contoh jenis ular laut | Tangkapan Layar/HO

Masyarakat disarankan untuk tidak beraktivitas sendirian di area berisiko seperti hutan atau laut. Dan juga diimbau untuk berhati-hati di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang ular, seperti semak belukar, tumpukan batu atau kayu, serta lubang di tanah atau pohon.

“Ular yang sedang tidur atau diam sebaiknya tidak diusik untuk menghindari reaksi defensif berupa gigitan,” jelasnya.

Untuk aktivitas di tempat gelap, penggunaan alat penerangan berupa senter atau lampu lebih disarankan untuk membantu melihat keberadaan ular.

Pihaknya mengingatkan agar tidak mempermainkan kepala atau taring ular yang sudah mati, karena kantong bisanya masih berpotensi aktif jika ular tersebut baru saja mati.

TERPOPULER

TERKINI

Zhang Ziyu, Pebasket Wanita Tertinggi di Dunia

https://youtube.com/shorts/bNNLj0EUO9c?feature=shareChina, Satu Indonesia – Beginilah aksi dari seorang pebasket wanita asal China, Zhang Ziyu pada 15 Juni lalu. Zhang memang kerap menjadi sorotan dikarenakan...