Senin, April 21, 2025
No menu items!

Kodam Baru Bakal Terbentuk Kembali di Kalimantan, Kodam VI/Mlw Fokus Jaga Perbatasan

Balikpapan, Satu Indonesia – Markas Besar TNI akan kembali membentuk komando daerah militer (Kodam) baru di Pulau Kalimantan.

Rencananya, Kodam baru ini akan membawahi wilayah Provinsi Kalsel dan Kalteng. Dimana selama ini Kodam VI Mulawarman membawahi Provinsi Kaltara, Kaltim dan Kalsel. Sementara itu, Kodam XII Tanjungpura membawahi Provinsi Kalbar dan Kalteng.

Informasi rencana ini diungkapkan oleh Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha di Balikpapan pada Rabu (16/4/2025). Pangdam mengatakan, Mabes TNI akan melakukan reorganisasi Kodam VI/Mulawarman akan dilaksanakan pada Juli 2025 mendatang.

Dengan adanya rencana ini, wilayah Kodam VI Mulawarman akan dipisah dengan pembentukan Kodam baru untuk Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Jadi dengan pemisahan ini, maka Kodam VI/Mulawarman akan fokus pada wilayah pertahanan Kaltim dan Kaltara. Dan upaya ini bukan untuk melakukan penambahan personel, tapi peningkatan status Korem di Palangkaraya menjadi Kodam untuk mempermudah pengendalian,” ujar Arif Nugraha

Ia berharap dengan reorganisasi ini dapat mengatasi kendala jarak dan transportasi yang selama ini menyulitkan koordinasi.

Penambahan 5 Batalyon Teritorial Pembangunan

Rudy Rachmat Nugraha juga menegaskan, saat ini Kodam VI Mulawarman juga tengah mempersiapkan pembentukan 5 kesatuan baru Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP) yang akan ditempatkan di lokasi – lokasi strategis.

“BTP ini masing-masing 2 di Kaltim masing-masing 1 ditemparka di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) untuk Yonif Petani Prajurit, 1 di wilayah barat Kalimantan Timur (termasuk brigade). Dan kemudian 2 di Kalsel yang meliputi 1 di Kabupaten Tanah Bumbu, Batu Licin dan 1 lagi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang berada di bawah Korem 101/Antasari, Kalsel, serta 1 kesatuan tambahan yang masih dalam perencanaan,” jelasnya.

Pembentukan kesatuan ini bertujuan untuk memperkuat struktur pertahanan dan mendukung program ketahanan pangan serta pembangunan wilayah.

Penjagaan perbatasan sepanjang 1.038 kilometer

Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menegaskan prioritas utama dalam rencana kerja Kodam VI/Mulawarman yaitu menjaga keamanan perbatasan darat Indonesia-Malaysia sepanjang 1.038 kilometer yang membentang di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

“Ada sebanyak 12.502 pato di perbatasan sebagai penanda kedaulatan, dimana pengawasan dilakukan oleh Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) yang terdiri dari 1.400 personel,” ungkapnya.

Rudy menambahkan, tantangan utama dalam pengamanan perbatasan ini adalah kondisi geografis yang sangat berat. Dimana ada sepanjang 298 kilometer wilayah perbatasan sulit dijangkau, menjadi kendala signifikan.

“Untuk itu, kami dari Kodam VI Mulawarman mengembangkan solusi inovatif seperti penggunaan drone untuk pengawasan dan patroli udara,” tukasnya.

Dirinya lanjut menjelaskan, Kodam VI/Mlw juga aktif melobi pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan akses jalan dari Long Bangun ke Long Nawang untuk mempermudah logistik dan penempatan pasukan.

“Jika akses jalan ini terwujud, logistik bisa lebih lancar, dan pasukan dapat ditempatkan 24 jam tanpa khawatir kelaparan,” tegasnya.

Pembangunan jalan di wilayah perbatasan

Dalam kesempatan itu, Pangdam juga menyoroti isu ekonomi di wilayah perbatasan, terutama di Kecamatan Krayan, Kalimantan Utara. Kekayaan alam Krayan, seperti beras dan peternakan, justru dinikmati oleh negara tetangga akibat minimnya aksesibilitas ke wilayah Indonesia.

“Warga terpaksa menjual hasil bumi mereka ke Malaysia karena tidak ada akses jalan menuju kota,” tukasnya.

“Kodam VI Mulawarman menginisiasi pembangunan jalan sepanjang 192 kilometer dari Krayan ke Malinau demi mengintegrasikan ekonomi lokal ke Indonesia,” sambungnya.

Kodam VI/Mulawarman juga terus menjaga profesionalisme melalui operasi dan latihan rutin, termasuk partisipasi dalam latihan bersama dengan negara tetangga. Visi Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif (PRIMA) menjadi landasan dalam setiap pelaksanaan tugas perbatasan ini.

(MH/HL)

TERPOPULER

TERKINI

10 Manfaat Labu Siam untuk Kesehatan dan Tips Mengolahnya

Samarinda, Satu Indonesia – Labu siam merupakan salah satu sayuran yang sering dijumpai dalam berbagai hidangan khas Indonesia.Sayuran ini memiliki tekstur renyah dan rasa...