Senin, April 21, 2025
No menu items!

DPR Sebut Krakatau Steel Rugi Triliunan per tahun

Cilegon, Satu Indonesia – Komisi VI DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke PT. Krakatau Steel di Cilegon, Banten pada Jum’at (7/3/2025).

Dalam keterangannya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo mengatakan bahwa PT. Krakatau Steel telah merugi triliunan rupiah per tahunnya.

Atas kerugian tersebut, pihaknya mendorong pemerintah untuk mensupport dengan kebijakan dan supporting dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) agar Krakatau Steel menjadi industri baja yang membanggakan.

“Kami melihat industri baja kita itu strategis, tetapi dibalik itu merugi, merugi dan merugi, bahkan sempat dikatakan bangkrut, ini semua perlu disupport dari kebijakan pemerintah agar menjadi industri baja yang membanggakan,” katanya, dikutip Minggu (9/3/2025).

Ia melanjutkan, industri baja harus mendapatkan kebijakan terkait persaingan impor untuk konsumsi baja nasional dan mendapatkan support dari Himbara meskipun pernah ada hal buruk antara PT Krakatau Steel dan Himbara.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Eko Hendro Purnomo saat Kunjungan Kerja Spesifik ke PT. Krakatau Steel di Cilegon, Banten, Jum’at (7/3/2025) Instagram/DPR RI.

“Dalam 10 tahun kedepan negara kita sedang membangun, kebutuhan bajanya sangat banyak gitu lho, tapi kenapa ngga diambil buah manis itu oleh industri baja nasional. Nah selain itu, Himbara juga harus berperan dalam mensupport Krakatau Steel untuk bisa bangkit kembali,” tandasnya.

Diketahui, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk adalah BUMN yang memproduksi baja terpadu yang berlokasi di Cilegon, Banten.

Perusahaan plat merah ini mulanya dibentuk sebagai wujud pelaksanaan Proyek Baja Trikora yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional.

Ketika dibentuk pada tanggal 20 Mei 1962, perusahaan yang dulunya bernama Cilegon Steel Mill ini resmi berdiri dengan kerja sama Tjazpromexport dari Uni Soviet. Namun, terjadinya gejolak politik dan ekonomi yang parah, mengakibatkan pembangunan pabrik sempat terhenti.

Barulah memasuki awal 1970-an, unit pabrik dilanjutkan pembangunannya dan dioperasikan secara resmi pada tanggal 31 Agustus 1970 dengan nama Krakatau Steel. Selama dekade pertama perusahaan berdiri, Krakatau Steel telah melakukan gerak cepat dalam pembangunan kawasan operasi terpadu produksi baja di Cilegon dengan berbagai peresmian operasional perdana yang disaksikan dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto dari pusat pengolahan air terpadu, pelabuhan Cigading, PLTU Cilegon 400 MW serta pabrik baja terpadu yang meliputi 4 produk baja utama.

Redaksi

TERPOPULER

TERKINI

10 Manfaat Labu Siam untuk Kesehatan dan Tips Mengolahnya

Samarinda, Satu Indonesia – Labu siam merupakan salah satu sayuran yang sering dijumpai dalam berbagai hidangan khas Indonesia.Sayuran ini memiliki tekstur renyah dan rasa...