Jumat, Juli 11, 2025
No menu items!

Hamas Rilis Tiga Nama Sandera Yang Akan Dibebaskan Pada Hari Sabtu, Ini Namanya!

Gaza, Satu Indonesia – Hamas merilis nama ketiga sandera yang akan dibebaskan pada hari Sabtu sebagai ganti tahanan Palestina di Israel, setelah berhari-hari terjadi kekhawatiran mengenai masa depan gencatan senjata.

Melansir dari bbc.com, ketiga orang sandera tersebut adalah Alexander Troufanov asal Rusia-Israel, Yair Horn asal Argentina-Israel dan Sagui Dekel-Chen asal AS-Israel.

Israel menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan serangan udara jika tiga orang yang disandera tidak dibebaskan tepat waktu. Peringatan tersebut muncul setelah Hamas mengumumkan penundaan pembebasan sandera sebagai respons terhadap dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel.

Presiden Trump menegaskan bahwa gencatan senjata harus dibatalkan jika Hamas tidak membebaskan semua sandera di Gaza paling lambat pada tengah hari hari Sabtu.

Sejak dimulainya gencatan senjata pada 19 Januari, 16 sandera Israel dan lima warga Thailand telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan 566 tahanan Palestina. Selama enam minggu pertama gencatan senjata, 33 sandera harus dibebaskan sebagai imbalan atas sekitar 1.900 tahanan Palestina yang berada di penjara Israel.

Konflik ini bermula dari serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang lainnya disandera. Sejak itu, lebih dari 48.230 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

Terdapat 73 sandera yang masih ditahan di Gaza sejak 7 Oktober, termasuk tiga sandera Israel lainnya salah satunya sudah meninggal yang telah ditahan lebih dari satu dekade. Alexander Troufanov, 29 tahun, Yair Horn, 46 tahun, dan Sagui Dekel-Chen, 36 tahun, adalah beberapa orang yang disandera setelah ditangkap dari Kibbutz Nir Oz, yang terletak di perbatasan Gaza.

Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari mengalami tekanan besar akibat masing-masing pihak saling menuduh melanggar kesepakatan. Usaha yang dilakukan oleh mediator dari AS, Mesir, dan Qatar berhasil mencegah gencatan senjata tersebut runtuh. Israel merasa kecewa dengan cara pembebasan sandera yang dilakukan secara bertahap, yang melibatkan pertunjukan di depan publik, sebelum diserahkan kepada Palang Merah.

Sementara itu, Hamas menuduh Israel menghalangi pengiriman bantuan sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata. Israel membantah tuduhan tersebut.

Pada hari Kamis, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis video yang menunjukkan sebuah roket yang ditembakkan ke Israel dari Gaza, namun roket tersebut gagal dan mendarat di Gaza. Sebuah sumber di kepolisian yang dipimpin Hamas menyatakan bahwa roket tersebut adalah senjata Israel yang belum meledak, yang ditembakkan ke udara saat sedang dipindahkan.

Di sisi lain, kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, Hammoudeh Alaa Saud, tewas akibat persenjataan yang diduga berasal dari Israel, yang meledak di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza.

TERPOPULER

TERKINI