satuindonesia.co.id, Balikpapan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) meminta peran aktif warga untuk menciptakan Kota Balikpapan sebagai Kota Hijau. Salah satunya melalui gerakan clean, green, healthy (CGH) yang sudah digalakan sejak dari satu dekade terakhir ini.
Kabid Tata Lingkungan dan Perlindungan Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Arizal Rahman, saat ini ada kecenderungan semangat warga dalam melaksanakan gerakan CGH mengalami penurunan.
Padahal sebelumnya, setiap kelurahan di Balikpapan aktif menjalankan program CGH dengan dukungan infrastruktur seperti Material Recovery Facility (MRF) yang berlokasi di Kelurahan Gunung Bahagia.
“Di Kelurahan Gunung Bahagia misalnya, dulu warga sudah terbiasa memilah sampah sejak di rumah, dengan jadwal pembuangan sampah organik dan anorganik yang terpisah setiap hari,” ujarnya, Senin (21/10/2024).
Begitu juga dengan fungsi MRF di Perumahan Rengganis, katanya, tidak lagi maksimal, salah satunya karena keterlibatan warga yang berkurang. DLH kini berupaya menghidupkan kembali pemanfaatan MRF melalui program sosialisasi.
“Saat ini, DLH menggunakan anggaran yang ada untuk sosialisasi. Dengan harapan, warga kembali termotivasi untuk melakukan pemilahan sampah secara rutin. Tanpa gerakan nyata dari warga, CGH tidak mungkin terwujud, karena ini membutuhkan partisipasi sosial bersama,” jelasnya.
DLH menegaskan bahwa kegiatan clean, green, healthy (CGH) masih terus berjalan hingga kini. Namun, untuk menjadikannya gerakan yang lebih masif, diperlukan konsistensi, motivasi, dan inovasi dari warga.
“Pemerintah juga siap mendukung dengan memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat, seperti bibit tanaman untuk mendukung penghijauan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Arizal juga menyoroti perilaku warga di kawasan Kampung Atas Air, yang masih membuang sampah sembarangan, terutama di bawah kolong rumah langsung ke laut.
“Perubahan ini tidak bisa dilakukan tanpa dukungan warga. Kami terus melakukan edukasi, tapi perubahan signifikan tidak mungkin terjadi jika warga dan pemangku wilayah seperti RT, camat, dan OPD lainnya tidak terlibat,” ucapnya.
DLH Balikpapan juga memastikan bahwa program ProKlim atau Program Kampung Iklim, yang merupakan inisiatif nasional untuk mitigasi bencana dan perubahan iklim, telah berjalan di 34 kelurahan di Balikpapan.
“Kota Balikpapan mendapat penghargaan ProKlim tertinggi dari presiden dua kali, untuk Kelurahan Teritip dan Muara Rapak. Selain itu, penghargaan Adipura Kencana, penghargaan tertinggi untuk kota bersih, juga sudah kita raih,” terangnya.
Arizal menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa DLH akan terus mengajak warga untuk sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mewujudkan Balikpapan sebagai kota hijau yang bersih dan sehat.
“Kuncinya adalah kolaborasi dan partisipasi bersama. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk hasil yang maksimal,” tutupnya.
(MH/HL)