satuindonesia.co.id, Jakarta – Seorang bayi yang diketahui bernama Muhammad Fahmi meninggal dunia ketika ditengah perjalanan menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agoesdjam, Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Anggota DPR RI Fraksi PDIP Lasarus dalam keterangan persnya, di Jakarta pada Kamis (25/7/2024) mengaku sedih atas meninggalnya bayi laki-laki berusia lima bulan itu.
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus | RRI/HO.
Ketua Komisi V DPR ini menjelaskan bahwa bayi tersebut meninggal diduga akibat jalan rusak menuju RSUD Agoesdjam. Lantaran jalanan rusak, kendaraan tidak bisa bergerak cepat ke rumah sakit.
“Tolong Pak Presiden (Jokowi), jangan biarkan anak-anak kami mati sia-sia hanya karena kondisi jalan rusak. Yang terus menjadi penghalang bagi kami masyarakat Kalimantan Barat,” ujar Lasarus, dilansir RRI, Jum’at (26/7/2024).
Dirinya sudah berkoordinasi Kementerian PUPR untuk meminta perhatian serius terhadap masalah jalan rusak ini. PDIP tidak mau melihat Muhammad Fahmi lainnya, yang menjadi korban akibat akses jalan yang rusak.
“Sudah memohon ke pemerintah pusat agar masalah ini jangan sampai terulang lagi. Cukup sudah, jangan sampai ada lagi nyawa yang tidak tertolong hanya karena masalah akses jalan yang rusak,” pintanya.
Lasarus mengungkapkan bahwa jalan rusak tersebut masih berstatus jalan Pemerintah Daerah. Dengan demikian, diusulkannya agar perbaikan jalan tersebut diambil alih oleh pemerintah pusat melalui instruksi Presiden (Inpres).
“Jalan ini masih menjadi tanggung jawab Pemda, makanya setelah menerima kabar ini saya langsung meminta pemerintah pusat. Tolonglah Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani), tanda tangani usulan Inpres terhadap jalan ini,” tutur Lasarus.
Sebelumnya, Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson pada Rabu (24/7/2024) menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan atas meninggalnya seorang balita asal Kecamatan Kendawangan itu.
“Saya secara pribadi dan atas nama Pemprov Kalbar menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Balita di Kabupaten Ketapang. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ujar Harisson di Pontianak, dilansir Antara.
Bayi tersebut tiba di Puskesmas Kendawangan pada 24 Juli 2024 pukul 05.00 WIB dalam kondisi kesadaran menurun dan saturasi oksigen rendah. Ia didiagnosis mengalami pneumonia berat, sepsis, dan penyakit jantung bawaan.
“Itu informasi yang kita dapat, karena kondisi dari anak ini memang sudah kritis saat dibawa ke puskesmas,” tuturnya.
Dalam keadaan kritis, setelah penanganan di puskesmas, bayi tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Agoes Djam dengan pendampingan perawat serta membawa alat oksigen dan perlengkapan medis lainnya.
Namun, di jalan setelah melewati jembatan Sungai Gantang, dekat sutet sebelum Pagar Mentimun, bayi tersebut meninggal dunia.
Menanggapi terkait kondisi ruas jalan Kendawangan-Pesaguan yang rusak, Harisson mengatakan jalan tersebut memang berada di bawah kewenangan Provinsi. Namun, tahun ini, penanganan dan pendanaannya diatur melalui Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah (IJD).
“Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai waktu pelaksanaan, karena Inpres Jalan Daerah adalah wewenang Pemerintah Pusat,” tukasnya.
Belum adanya kejelasan pembangunan jalan tersebut, Pemprov Kalbar sudah mengirimkan surat kepada perusahaan di sekitar jalan yang rusak, meminta mereka untuk menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk perbaikan jalan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, seorang bayi berusia lima bulan dilaporkan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju RSUD Agoesdjam. Bayi tersebut dirujuk dari Puskesmas Kendawangan akibat kondisi kesehatan yang memburuk.
“Awalnya, bayi dirawat di Puskesmas Kendawangan sejak Rabu (24/7/2024) pukul 04.00 WIB. Karena demam tinggi, flu, dan kejang-kejang,” ujar anggota keluarga korban Nova (37).
Keputusan untuk merujuk bayi tersebut ke RSUD Agoesdjam diambil oleh petugas medis Puskesmas Kendawangan setelah kondisinya semakin kritis. Namun, harapan akan pertolongan di rumah sakit pupus di tengah perjalanan.
Jalanan yang rusak parah menjadi penghalang besar, menghambat laju kendaraan ambulans. “Ini memang sudah takdir Tuhan, tapi jalan yang rusak sangat menghambat upaya kita untuk menyelamatkan nyawa,” ucap Nova.