Sabtu, November 23, 2024
No menu items!
spot_img

Pegiat Medsos Ditahan, Pihak Saudi Razia Akun Tawarkan Visa Haji Ilegal

satuindonesia.co.id, Jeddah – Pegiat media sosial ditahan oleh pihak keamanan Kerajaan Arab Saudi diduga lantaran berjualan visa haji ilegal tanpa izin resmi (tasreh).

Informasi ini disampaikan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Yusron B. Ambary saat menyambut kedatangan Tim Pengawas Haji di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA), Jeddah pada Rabu (6/6/2024).

“Belum lama kami dapat kabar juga mengenai seorang pegiat medsos yang ditahan pihak keamanan Arab Saudi. Karena dia jualan haji tanpa tasreh melalui visa ziarah, dan sudah ada jemaahnya di Makkah.” ungkap Yusron dalam keterangannya, dikutip Sabtu (8/6/2024).

Dia mengatakan, masih banyak pegiat media sosial yang diduga menjual paket haji non prosedural.

“Pemerintah Saudi sudah memantau dan mencatat berbagai akun-akun yang menawarkan layanan haji non prosedural baik yang tinggal di Arab Saudi maupun di Indonesia,” ujarnya.

Pihak aparat Arab Saudi, sebut Yusran juga telah merazia berbagai akun sosial media yang menawarkan visa haji ilegal.

“Hal ini menjadi concern aparat keamanan Saudi untuk membasmi penjaja layanan haji ilegal. “Intinya Saudi akan sangat serius sekali membasmi pelaksanaan haji non prosedural ini,” imbuhnya.

Saat ini, katanya, KJRI Jeddah masih menelusuri keberadaan rombongan jemaah haji yang diduga menjadi korban tawaran visa non prosedural.

Adapun, “Jemaah yang diduga korban pegiat medsos tersebut diketahui sudah berada di Makkah. Jadi sekarang jemaahnya masih kita telusuri di mana posisinya,” jelas Yusron.

Konsulat Jenderal Jeddah lebih kepada korbannya. Nanti setelah ibadah haji selesai, siapa korban dan pelakunya akan ditelusuri.

Lanjut Ia menjelaskan, kemarin sudah mepet waktunya untuk menyelamatkan korban ke Tanah Air terlebih dahulu.

“Pihak KJRI Jeddah belum mendalami kasusnya karena tidak memiliki wewenang untuk menindak.” tambahnya.

Di samping itu, Yusron menambahkan, pemeriksaan di Masjidil Haram dan sekitarnya sangat ketat oleh Pemerintah Saudi.

“Pengetatan ini harus dilakukan karena haji tanpa prosedural dapat mengganggu kelancaran puncak ibadah haji,” tukasnya.

Redaksi

TERPOPULER

TERKINI

- Advertisment -spot_img