Senin, April 21, 2025
No menu items!

Wali Kota Balikpapan Dorong Soal Air Bersih Jadi PSN di Rakernas APEKSI VXII

satuindonesia.co.id, Balikpapan – Sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rakernas APEKSI XVII, Kota Balikpapan akan mengusulkan masalah air bersih di Kota Balikpapan menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN).

Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi warga Kota Balikpapan yang saat ini sangat terbatas.

Hal itu disampaikan Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud, SE, ME disela-sela kegiatan Rakernas APEKSI XVII pada Selasa (5/6/2024).

Rahmat mengatakan, Kota Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), dalam Rakernas APEKSI VXII akan membahas masalah penyediaan air bersih. Dimana kondisi ini tidak menutup kemungkinan juga dirasakan kota lain.

“Kami usulkan masalah air bersih menjadi proyek strategis nasional, nanti kami akan bicarakan juga dengan menteri dan diskusikan juga dengan presiden. Artinya banyak hal – hal novasi-inovasi setiap daerah kami gagas disini atau saling mendukung pembangunan daerah sehingga tidak ada kota yang tertinggal, melainkan menjadi kota maju khususnya di Balikpapan,” kata Wali Kota.

Dia juga menyebutkan, agenda lain dalam rakernas ini juga akan memiliki Ketua APEKSI baru, sehingga hal ini akan menjadi momentum dalam membahas permasalahan di Kota Balikpapan.

“Kota Balikpapan sebagai kota yang berkembang saat mulai terlihat kemacetan di bebarapa titik Lokasi hal ini salah satunya karena pengaruh pemindahan IKN dan perkembangan kota Balikpapan yang lebih cepat,” jelasnya.

Wali Kota lanjut menambahkan, dirinya nanti mengarahkan bagaimana menyediakan fasilitas angkutan umum yang tentunya melibatkan seluruh stakeholder di dalam mendukung fasilitas-fasilitas yang akan kita lengkapi di Balikpapan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi mengatakan, setiap kota memiliki kelebihannya masing-masing.

Oleh karena itu, “Saya ngin menyatukan semua kelebihan sistem aplikasi yang dimiliki oleh masing-masing kota untuk membangun negara ini lebih baik lagi ke depan,” tegas Eri Cahyadi.

Dengan demikian, tambah dia, nanti akan dilihat oleh perwakilan dari wali kota yang ada di Indonesia untuk disempurnakan menjadi satu kekuatan besar.

“Setelah itu, kami berikan, kami sampaikan, dan mohon arahan serta bimbingan kepada Bapak Presiden dan Menteri, bagaimana aplikasi ini bisa diterapkan di seluruh kota di Indonesia,” ujarnya.

Jika seluruh sistem aplikasi dan kelebihan dari masing-masing kota itu disatukan, sebut Wali Kota Surabaya ini, dirinya berharap tidak akan ada lagi kota di Indonesia yang tertinggal.

“Dimana masing-masing kelebihan di setiap kota itu bisa disinergikan dengan kebijakan presiden dan pemerintah pusat demi kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Lanjut dia menjelaskan, Rakernas XVII Apeksi di Kota Balikpapan ini juga mendukung konsep kota ramah, nyaman, dan aman bagi masyarakat. Ia menambahkan, sejauh ini, sudah ada kota-kota yang telah menjalankan konsep tersebut, di antaranya Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Semarang.

“Ada beberapa kota yang sudah menjadi kota yang ramah anak berulang kali. Itu kita jadikan satu bagaimana kiat-kiatnya sehingga kita membuat sistem satu, kita sesuaikan dengan masing-masing wilayahnya, apakah ini kepulauan atau kota? Itu semua kita jadikan satu di dalam Apeksi,” tukasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam mengatakan, sesuai arahan Presiden Jokowi, dimana tantangan kota-kota masa depan di Indonesia dalam menuju Indonesia Emas 2045 diantaranya urbanisasi, kemudian transforasi dimana kemacetan mulai terjadi di sejumlah perkotaan.

“Tadi dalam Keynote Speaknya juga menekan itu, bahkan Mandagri juga menekan tentang Pilkada Serentak 2024,” jelasnya.

Salain itu, Dirjen Perimbangan Keuangan tentang fiskal daerah dan juga ada dari LKPP yang lebih teknis tentang bagaiman e-katalog, pengadaan barang dan jasa.

Terkait kota yang sudah lama terbentuk dan kemungkinan untuh didesign ulang akan susah, Alwis berkilah, di Indonesia tidak semua kota terbentuk sejak lama karena ada juga kota baru terbentuk yang usianya baru 10 atau bahkan 25 tahun.

“Untuk kota yang berkarater lama, biasanya mereka membuka kawasan kota baru sedangkan kota lama tidak ditinggal namun dijadikan Haritge atau sebagai kota tua,” pungkasnya.(ADV/PTMB)

(MH/HL)

TERPOPULER

TERKINI

10 Manfaat Labu Siam untuk Kesehatan dan Tips Mengolahnya

Samarinda, Satu Indonesia – Labu siam merupakan salah satu sayuran yang sering dijumpai dalam berbagai hidangan khas Indonesia.Sayuran ini memiliki tekstur renyah dan rasa...