Sabtu, November 23, 2024
No menu items!
spot_img

Kian Nyata, BMKG Pinta Keterlibatan Penuh Generasi Muda Soal Ancaman Krisis Air

satuindonesia.co.id, Bali – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan sambutan pembuka Young Water Sustainability Leaders (YWSL), 10th World Water Forum (WWF) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Kamis (23/5/2024).

Dia menyebut keterlibatan generasi muda sangat penting dalam mengatasi krisis air dan iklim.

‘Terminologi generasi muda sendiri terbagi menjadi tiga bagian. Terdiri dari milenial atau generasi Y (lahir tahun 1981-1996), generasi Z (lahir tahun 1997-2012), dan generasi alpha (lahir setelah tahun 2012),” ujar Dwikorita, dikutip Senin (27/5/2024).

Menurutnya, generasi muda di seluruh dunia turut terimbas secara langsung ataupun tidak secara langsung oleh anomali iklim, yang dapat berujung pada krisis air, pangan, energi dan kesehatan.

“Generasi muda harus dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya. Dengan berinvestasi pada generasi muda kami berinvestasi pada masa depan di mana sumber daya air dikelola secara berkelanjutan, inklusif, dan adil untuk semua,” ungkapnya.

Dwikorita menuturkan, krisis iklim berpotensi menimbulkan krisis air, krisis pangan, krisis energi, wabah penyakit, penurunan kualitas kesehatan di berbagai belahan dunia.

“Saat ini, kondisi bumi semakin mengkawatirkan. Perubahan iklim mengakibatkan tidak hanya bencana yang secara intensitas dan durasi semakin bertambah, namun juga krisis air yang juga berimbas pada berbagai sektor kehidupan,” imbuhnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati di pembuka Young Water Sustainability Leaders (YWSL), 10th World Water Forum (WWF) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Kamis (23/5/2024).(BMKG)

Dwikorita berucap, berdasarkan penelitian generasi muda lah yang paling terdampak dan akan terus berlanjut pada masa mendatang apabila pemanasan global tidak segera ditekan.

Dalam diskusi tersebut, Dwikorita turut mengulas Bali Youth Plan yang merupakan gerakan untuk mengakomodasi kiprah generasi muda dalam di World Water Forum (WWF) ke-10.

“Generasi muda yang diajak terlibat dalam berbagai kegiatan berkenaan dengan air ini adalah mereka yang berada dalam rentang usia 18 hingga 35 tahun, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari berbagai negara,” jelas Dwikorita.

Keterlibatan anak-anak muda ini, sebut dia, dilakukan untuk melibatkan mereka sebagai pemangku kepentingan yang setara dalam semua proses Forum Air Dunia ke-10. Para anak muda tersebut difokuskan pada kegiatan yang inklusi untuk berbagi informasi.

“Kegiatan Kepemudaan dlm Forum Air Sedunia ke – 10 tersebut, antara lain mencakup inisiatif seperti lokakarya pengembangan kapasitas, program bimbingan dan proyek kolaboratif yang melibatkan generasi muda dan advokasi kebijakan. Forum tersebut dikoordinir oleh Dr. Neil Andika dari Universitas Gadjah Mada, bersama para pemuda/pemudi dari Indonesia dan berbagai negara,” tukasnya.

Lebih lanjut, Dwikorita menegaskan bahwa program ini sangat penting karena anak muda adalah pemimpin, inovator, dan pengambil keputusan di masa depan.

“Di mana mereka,harus memastikan kepemimpinan yang visioner untuk masa depan, utamanya dalam hal melindungi generasi mendatang dari ancaman krisis air,” tambahnya.

Lebih lanjut Dwikorita menambahkan, kedepan kolaborasi multi-pemangku kepentingan yang kuat yang berasal dari generasi muda, termasuk para ahli, akademisi, dan pembuat kebijakan, harus berfokus pada penciptaan sistem pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi.

“Semua pihak harus mengakui bahwa pemanasan global dan perubahan iklim memang terjadi di era ini. Perubahan iklim yang terjadi memperburuk kelangkaan air dan mengakibatkan banyak terjadinya bencana alam hidro-meteorologi,” pintanya.

Dwikorita menegaskan, solusi yang luar biasa, harus dicari untuk mengatasi masalah ini.

“Saya percaya bahwa generasi muda, dengan berbagai ide inovatifnya, dapat memastikan kemakmuran generasi sekarang dan generasi yang akan datang, terutama dalam mengatasi kelangkaan air yang disebabkan oleh perubahan iklim,” sebutnya.

Generasi muda di seluruh dunia “Dapat berinovasi untuk menggunakan air secara efisien, mengurangi limbah, memastikan penggunaan air yang berkelanjutan, dan memitigasi bencana yang berkaitan dengan air seperti banjir dan kekeringan,” tandas Dwikorita

Redaksi

TERPOPULER

TERKINI

- Advertisment -spot_img