Jumat, November 22, 2024
No menu items!
spot_img

Kisah Korban Begal Jari Putus hingga Akhirnya Direkrut Kapolri jadi Casis Bintara Polri

satuindonesia.co.id, Jakarta – Menjadi korban begal hingga jari tangannya putus di daerah Kebun Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar), membawa berkah bagi Satrio Mukhti (18).

Satrio Mukhti yang mau dibegal di jalan Arjuna, Kebon Jeruk itu sempat berduel melawan pelaku bersenjata golok.

Saat ditemui dirumahnya di Tanjung Duren Utara, Grogol, Jakarta Barat pada Rabu (15/5/2024) oleh jurnalis detikcom, Satrio menuturkan bahwa dirinya sempat duel satu lawan satu.

“Awalnya saya tidak melihat dia bawa senjata tajam, jadi berantem pertama tidak membawa senjata tajam. Sempat satu lawan satu,” kata Satrio mengutip detikcom, Sabtu (18/5/2024).

Dia mengungkapkan, bermula pada hari Sabtu (11/5/2024). Kala itu dirinya tengah berangkat untuk tes psikotes bintara Polri di SMK Media Informatika Pasanggrahan, Jakarta Selatan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.(Divhumas Polri)

Lantas, dia berangkat pada pukul 04.00 WIB karena tes dilakukan pada pukul 05.00 WIB. “Pelaku itu satu motor tapi tiga orang. Pas berantem itu orang pertama kalah, tapi temannya yang tengah langsung turun dan ngeluarin senjata tajam,” ujar nya.

Lalu, pelaku yang membawa golok langsung mengayunkan senjatanya hingga ditangkis oleh Satrio. Akibatnya, jari kelingking korban hampir putus.

“Pertama pas dibacok saya nggak merasa tangan saya kena, karena saya merasa nangkisnya pegangan goloknya. Dua kali dibacok, tangan dan kaki, alhamdulillah saya pakai helm jadi kepala nggak kena,” ujar Satrio.

Akibat pembegalan ini, Satrio mengalami luka parah di tangan. Jari kelingkingnya hampir putus karena menangkis golok.

“Kalau luka yang parah tangan, kaki juga cukup parah. Tulang kelingkingnya putus, tapi masih nyantel, pas operasi saya masih pegang jari saya,” beber Satrio.

Satrio akhirnya terjatuh. Sementara para pelaku berhasil membawa kabur motor dan ponsel miliknya.

Dengan kejadian yang dialaminya, Satrio berharap masih bisa mengikuti rangkaian tes bintara Polri. Satrio mengaku telah dua kali mengikuti tes bintara Polri. Menurut dia, menjadi polisi adalah cita-citanya sejak kecil.

“Dengan kejadian ini, jika mimpi saya harus terkubur saya ikhlas. Tapi kalau dengan kejadian ini saya bisa jadi anggota Polri, saya siap,” tegas Satrio.

Terpisah, Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Sutrisno tak membantah kronologis peristiwa itu. Dia mengkonfirmasi bahwa korban (Satrio Mukhti) telah menjalani operasi penyambungan jari. “Sudah, sudah dioperasi. Sudah disambung,” ungkap Sutrisno pada Selasa (15/5/2024).

Mengetahui akan peritiwa itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo lantas memberikan penghargaan kepada calon siswa Bintara Polri yakni Satrio Mukhti.

Sang jenderal bintang empat memberikan kesempatan Satrio agar direkrut untuk mengikuti pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.

Ikhwal itu disampaikan Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya pada Jum’at (17/5/2024).

“Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut,” kata Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, dikutip Jum’at (17/5/2024).

Namun, lanjut Dedi, Bapak Kapolri pun merasa bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal.

“Dan casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen,” ujarnya.

Sehingga, untuk mengapresiasinya. “Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada adik kita, Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri,” ungkap Dedi.

Redaksi

TERPOPULER

TERKINI

- Advertisment -spot_img