satuindonesia.co.id, Balikpapan – Selama dua hari, pesantren Ramadhan digelar oleh Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Auditorium Rumah Jabatan Wali Kota Balikpapan.
Wali Kota Balikpapan, H Rahmad Mas’ud, SE, ME membuka langsung kegiatan ini. Ketua Tim Penggerak PKK Balikpapan, Hj. Nurlena Mas’ud, Ketua Baznas Balikpapan, Abdul Rasyid Bustomi, dan sejumlah pengurus PKK turut hadir dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud, SE, ME., menyampaikan Pemkot Balikpapan mengapresiasi kegiatan pesantren Ramadan yang digelar Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan bekerjasama dengan Baznas sebab banyak manfaat dan dapat memberikan pemahaman kepada anak-anak. Dan juga sekaligus sebagai langkah antisipasi kenakalan remaja yang terjadi akhir-akhir ini.
“Dengan pesantren ramadan ini mendidik dalam hal sopan santun, baik itu dengan orang tua, guru dan teman-teman sebaya,” kata Rahmad Mas’ud.
Rahmad mengatakan bagi umat muslim bulan suci ramadan merupakan mementum yang tepat untuk memperdalam ilmu agama, serta lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar setelah ini menjadi insan yang lebih baik dan bertaqwa.
Ia berharap pesantren Ramadan ini dapat diikuti dengan baik, sehingga selesai dari sini ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik.
Sementara itu, Wali Kota berpesan kepada generasi untuk tetap rajin bersekolah menimba ilmu untuk menjadi bekal sebagai generasi penerus pembangunan dimasa mendatang.
Penyerahan id card peserta dan souvenir yang diserahkan Wali Kota Balikpapan Bersama Ketua TP PKK dan Ketua Baznas Balikpapan menjadi penanda dilaksanakan pesantren Ramadhan ini.
Ketua TP PKK Kota Balikpapan, Hj Nurlena Rahmad Mas’ud mengungkapkan keprihatinannya terhadap perkembangan prilaku remaja saat ini.
Dikatakannya, Pelajar Balikpapan sempat menjadi perbincangan beberapa pekan lalu, karena kasus perundungan terhadap teman sebaya.
Mirisnya perundungan ini di tonton oleh temen-teman mereka di sekolah. Padahal kita semua tahu bahwa sekolah tempat menimba ilmu. Bukan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan aturan.
“Saya sebagai orang tua, sebagai ibu sangat sedih menyaksikan hal tersebut. Bagaimana kedepan nanti bila sekarang saja anak-anak kita telah terbiasa melakukan penganiyaan,” ucapnya.
Ia mengakui banyak faktor bagi anak-anak atau remaja melakukan tindakan perundungan ini. Di antaranya ialah kurang harmonisnya hubungan keluarga, kurangnya anak mendapat perhatiaan serta kurangnya pengawasan bagi anak-anak dan remaja baik terutama dalam pergaulan sehari-hari.
“Tetapi yang jauh lebih utama adalah pentingnya pendidikan dan pemahaman agama, penanaman akhlak dan budi pekerti,” paparnya.
Pelaksanaan pesantren Ramadhan berlangsung 2 hari. Dimana anak-anak akan diberikan modal keimanan dalam bentuk pengayaan ilmu agama dan ilmu dunia. Baik itu fiqih, hubbul wathon, Aqidah akhlah, mencegah stunting, perundungan dan bahaya narkoba.
Redaksi
(FK/HL)