satuindonesia.co.id, Palangkaraya – Bencana banjir yang menggenangi Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah sudah terjadi sejak tiga minggu lalu.
Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Balap Sipet pada Kamis (14/3/2024) mengatakan bahwa dua kelurahan Sebaru dan Banturung menjadi wilayah yang pertama kali terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang.
Kelurahan Sebaru dan Banturung terendam banjir selama hampir dua minggu lamanya. Namun kondisi sekarang ini sudah terpantau surut. Lokasi kedua kelurahan ini juga berada di dataran yang lebih tinggi.
“Ada dua kelurahan Sebaru dan Banturung yang mengalami penurunan tinggi muka air. Kelurahan ini ada di dataran tinggi, sehingga genangan sudah berangsur surut. Hampir dua minggu terendam dan saat ini sudah surut total,” kata Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya, Balap Sipet, dalam keterangan resminya, dikutip Jum’at (15/3/2024).
Banjir di wilayah lain kemudian terjadi pada Sabtu (9/3/2024) dan masih terjadi hingga hari ini. Balap melaporkan hingga saat ini masih ada 16 kelurahan yang terendam banjir. Ke-16 kelurahan ini berada di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan yang meluap karena limpasan debit air dari wilayah hulu yang berada di Kabupaten Gunungmas.
“Masih ada 16 kelurahan yang terendam ada di bantaran Sungai Kahayan dan Sungai Rungan. Saat ini masih terendam namun sudah penurunan tinggi muka air 5 sentimeter,” ungkap Balap.
Adapun menurut hasil kaji cepat sebelumnya, wilayah yang terdampak banjir di Kota Palangkaraya meliputi 20 kelurahan di empat kecamatan. Sebanyak 6.333 KK atau 20.379 jiwa terdampak banjir. Data ini kemudian bertambah menjadi 6.954 KK atau 23.310 jiwa yang terdampak per hari ini, Kamis (14/3/2024).
Sementara itu warga yang mengungsi ada sebanyak 239 KK atau 644 jiwa yang terbagi di tujuh titik lokasi. Warga pengungsi ini pada pagi hari akan kembali ke rumah masing-masing dan bekerja, namun ketika malam hari dan waktu makan akan kembali ke pengungsian.
Guna memenuhi pasokan permakanan, BPBD Kota Palangkaraya bersama lintas unsur forkopimda mendirikan tiga posko dapur umum. Posko ini menyuplai permakanan bagi warga terdampak maupun untuk para petugas yang bekerja dalam penanganan bencana mulai pagi, siang, hingga malam hari
Redaksi