Jumat, November 22, 2024
No menu items!
spot_img

Serangan Israel Makin Brutal Pasca Gencatan, Gaza Selatan Turut Digempur

satuindonesia.co.id, Khan Younis – Pertempuran Pasukan Israel dan militan Hamas meningkatkan tekanan terhadap warga sipil Palestina yang menghadapi kian kesulitan dalam menemukan tempat berlindung dan mengakses bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, Rabu (6/12/2023).

PBB melaporkan, peningkatan signifikan bombardir Israel terhadap Gaza terjadi sejak Senin sore.

Sementara itu, pada Rabu (6/12/2023), militer Israel mengatakan, pihaknya melancarkan serangan udara terhadap sekitar 250 target di Jalur Gaza sehari sebelumnya.

Menurut para pejabat militer Israel, pasukan mereka mengepung kota di bagian selatan, Khan Younis, yang merupakan kota terbesar kedua di Gaza.

Meluasnya perang di Gaza Selatan terjadi setelah fokus awal militer Israel pada daerah-daerah di bagian utara, termasuk di antaranya Kota Gaza.

Ini juga terjadi setelah militer Israel selama berpekan-pekan memerintahkan warga sipil agar pindah ke selatan guna menghindari pertempuran.

Tetapi dengan Laut Tengah di bagian barat, perbatasan dengan Mesir yang ditutup dan Israel di bagian selatan dan timur Gaza, ruang yang tersedia bagi orang-orang untuk menyelamatkan diri menyusut.

Badan PBB urusan pengungsi palestina mengatakan, sekitar 1,9 juta orang mengungsi di dalam Gaza, jumlah yang mendekati 85% dari populasinya. Satu juta di antara mereka tercatat berada di tempat-tempat penampungan PBB di Gaza Selatan.

Kantor Urusan Koordinasi Kemanusiaan PBB, Selasa (5/12/2023) malam mengatakan, bahwa untuk hari ketiga berturut-turut, daerah Rafah di Gaza Selatan menjadi satu-satunya tempat di mana distribusi bantuan dapat dilakukan, karena pertempuran berlangsung di tempat lainnya.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza,” kata koordinator bantuan darurat PBB Martin Griffiths, mengutip VOA Indonesia, Rabu (6/12/2023).

“Tidak rumah sakit, tidak tempat berlindung, tidak kamp-kamp pengungsi. Tidak seorang pun yang aman. Tidak anak-anak, petugas kesehatan, petugas bantuan kemanusiaan. Pengabaian terang-terangan terhadap kemanusiaan mendasar semacam itu harus dihentikan. Pertempuran harus dihentikan,” sambungnya.

Israel menuding Hamas bersembunyi di dalam dan di bawah rumah sakit-rumah sakit serta daerah-daerah sipil lainnya dan mendorong warga sipil untuk mengabaikan peringatan Israel agar mengungsi sebelum serangan udara, praktis menggunakan mereka sebagai perisai manusia. Tudingan itu dibantah Hamas.

Israel memulai kampanye militernya untuk mengakhiri pemerintahan Hamas di Gaza setelah para anggota Hamas memasuki Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

Dalam ofensif militernya, Israel telah menewaskan sedikitnya 16.240 orang di Gaza, 70% dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.

Redaksi

TERPOPULER

TERKINI

Kembangkan Kreativitas Ribuan Konten Kreator Muda untuk Nusantara, OIKN Gelar Workshop Visual Storytelling di PPU

satuindonesia.co.id, Nusantara - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) (ITB) menyelenggarakan “Workshop Visual Storytelling: 1.000...
- Advertisment -spot_img