satuindonesia.co.id, Gaza — Usai gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12/2023) siang WIB, Israel kembali bombardir Jalur Gaza Palestina.
Seperti dilansir AFP, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan, sekitar lebih dari 180 orang tewas akibat bombardir Israel di utara dan selatan Gaza dalam 24 jam terakhir.
Akibat gempuran Israel, kepulan abu dan asap tebal mulai mewarnai langit Gaza lagi menjadi kelabu.
Selama masa gencatan senjata berlangsung, sebagian besar agresi Israel ke Gaza memang berhenti.
Namun demikian, Israel langsung menggempur habis-habisan Gaza lagi, pasca masa gencatan senjata berakhir pada Jumat pagi waktu Gaza.
“Apa yang kami lakukan sekarang adalah menggempur target-target militer Hamas di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara Israel Defense Force (IDF), Jonathan Conricus, pada Sabtu (2/12) mengutip CNN Indonesia.
Militer Israel juga menerbitkan peta “zona evakuasi” di Jalur Gaza yang diklaim mereka akan memungkinkan penduduk untuk “mengungsi dari tempat-tempat tertentu demi keselamatan mereka jika diperlukan,”.
Warga di berbagai wilayah Gaza juga menerima pesan singkat soal peringatan serangan rudal dan roket lagi pada Jumat (1/11/2023).
Gempuran Israel yang kembali membabi buta, lantas truck-truck khawatir mengangkut bantuan kemanusiaan dari komunitas internasional juga berhenti memasuki wilayah Jalur Gaza.
Sementara itu, di Israel, sirene peringatan potensi serangan rudal terdengar di beberapa wilayah di perbatasan dekat Gaza.
Pihak berwenang mengatakan, mereka mulai memperketat kesiagaan menyusul gencatan senjata yang berakhir, termasuk menutup sekolah.
Serangan roket dilaporkan, menghancurkan sebuah va di salah satu wilayah Israel dekat Gaza.
Setelah sepekan diterapkan sejak Jumat (24/11/2023), gencatan senjata Israel dan Hamas berakhir.
Israel dan Hamas saling menyalahkan atas kegagalan memperpanjang gencatan senjata dengan masing-masing menuding ada pihak yang melanggar perjanjian.
Redaksi
Sumber : CNN Indonesia