Sabtu, November 23, 2024
No menu items!
spot_img

Tangani Banjir di Tanah Grogot, Ketua RT-RW di Tanah Grogot Sepakati Melalui Padat Karya dan Gotong Royong

satuindonesia.co.id, Paser – Menindaklanjuti persoalan banjir yang terjadi pada Minggu (26/11/2023) dan Selasa (28/11/2023) di wilayah Tanah Grogot, normalisasi di beberapa saluran drainase di dalam kota Tanah Grogot digagas secara padat karya dan gotong royong.

Gagasan tersebut, disepakati setelah dilaksanakan rapat bersama Pemerintah Kabupaten Paser, Kecamatan Tanah Grogot, Kelurahan Tanah Grogot hingga tingkat RW dan RT di kantor Kelurahan Tanah Grogot, Rabu (29/11/2023) siang, melansir humas.paserkab.go.id.

Dikesempatan itu, Pemkab Paser mengajak warga melalui ketua RT dan RW agar berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Di ruang rapat Kantor Kelurahan Tanah Grogot, disepakati rencana gotong royong di wilayah masing-masing.

Sekretaris Camat Tanah Grogot, Junaidi AS SE mengatakan, Inti dari pertemuan adalah untuk menbambil langkah-langkah cepat mengantisipasi banjir yang besar.

“Kalau mencegah terjadinya banjir, itu tak mungkin. Tapi mengurangi volume dan dampaknya bisa kita lakukan. Dari semula 4 jam misalnya, kalau nanti terjadi lagi bisa 1 jam sudah surut airnya,” kata Junaidi di dampingi Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Tanah Grogot, Susanti B SE, Kanit Binmas, Sudarman dan Bhabinkamtibmas, M Napitupulu..

Menurut penelusuran Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas PUTR, penyebab banjir adalah saluran pembuangan yang tersumbat di banyak tempat. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Saharuddin mengatakan, banyak dari saluran drainase tersebut lebar dan dalam.

“Ini lebarnya ada 3 meter dan dalamnya sekitar 2 meter. Kalau semua sampah dibongkar dari dalam parit maka bisa penuh 2 truk,” ujar Saharuddin seraya menunjuk drainase di jalan Cokroaminoto.

Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya PUTR, M Syaukani mencoba mengorek dengan tangan drainase di Jl. Ahmad Yani, lalu kemudian keluarlah banyak sampah plastik seperti bekas botol minuman dan bungkus makanan.

“Yang bisa dijangkau dengan tangan sudah begini banyaknya, apalagi yang menggunakan alat,” ungkap Syaukani.

Dia melanjutkan, normalisasi di beberapa tempat tidak maksimal jika menggunakan tenaga manusia. Harus dengan alat berat.

Redaksi

TERPOPULER

TERKINI

- Advertisment -spot_img