Sabtu, November 23, 2024
No menu items!
spot_img

Balikpapan Masih Kekurangan Rumah Singgah, Begini Skema Solusinya!

satuindonesia.co.id, Balikpapan – Rumah singgah adalah tempat singgahnya seseorang dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, biasanya untuk alasan tertentu seperti perjalanan jauh, kebutuhan medis, atau situasi darurat.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan Edy Gunawan mengungkapkan, saat ini Kota Balikpapan masih kekurangan Rumah singgah atau tempat tinggal sementara bagi orang-orang yang membutuhkan.

“Kami saat ini memiliki satu rumah singgah yang baru sebagian selesai perbaikan,” kata Edy Gunawan, Senin (13/5/2024).

Edy menambahkan, terlebih lebih lagi Kota Balikpapan saat ini sudah menjadi beranda Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Satu rumah singgah yang dimiliki Kota Balikpapan ini terletak di Jalan Milono, kawasan Gunung pasir, Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota, tepatnya di panti asuhan Manuntung yang saat ini dilakukan perbaikan agar memenuhi syarat,” ujarnya

“Standar-nya untuk rumah singgah itu ada tempat tidur, lemari, tempat kunjungan, dan tempat pendampingan,” sambungnya.

Edy membeberkan, untuk perbaikan tersebut, Dinsos Balikpapan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 200 juta, dimana angka itu selain untuk perbaikan juga untuk pembangunan satu rumah singgah baru sehingga Balikpapan memiliki rumah rumah singgah.

“Mudah-mudahan awal atau akhir tahun ini bisa segera dibangun,” harapnya.

Kendati demikian, sebut dia, meskipun telah rampung dibangun, dua rumah singgah tersebut masih kurang, lebih lagi Balikpapan adalah beranda IKN yang harus siap menjawab tantangan salah satunya adalah urbanisasi.

“Rumah singgah ini penting untuk memanusiakan manusia, paling tidak mereka bisa berteduh, berlindung, dan hidup sambil menunggu mereka di kembalikan ke tempat asal atau dicarikan pekerjaan,” tukasnya

Edy mengemukakan, selama berada di rumah singgah, mereka juga dipastikan mendapatkan makanan tiga kali dalam sehari.

“Ini tanggung jawab dari kami Dinsos baik Pemkot maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov), artinya anggaran makan mereka juga dari kami,” paparnya.

Lanjut Edy, Dinsos memiliki anggaran Rp 21 miliar yang digunakan untuk beragam keperluan termasuk untuk keperluan makan untuk mereka.

“Rp 21 miliar Itu di bagi, selain untuk makan, pengiriman orang terlantar, warga yang tidak memiliki identitas kemudian sakit, termasuk pelatihan-pelatihan buat mereka yang terlantar,” jelasnya.

Edy juga menjelaskan, untuk pengiriman orang yang terlantar pihaknya terlebih dahulu melakukan koordinasi.

“Misalkan dari Madura kita cari paguyubannya dulu, ternyata paguyuban gak ada anggaran berarti kita kerja sama dengan pemerhati sosial. Kalo memang tidak bisa ke provinsi, bila tidak bisa juga maka dari kami yang kirim,” pungkasnya.

Redaksi

(MH/HL)

TERPOPULER

TERKINI

- Advertisment -spot_img